Media Komunikasi dan Kehumasan
Pengertian dan Ruang
Lingkup Publik Humas
Pengenalan khalayak, audience atau publik dari pengertian public (dalam
bahasa Inggris) lebih relevan untuk memahami struktur publik karena relevan
dengan konteks public relations (humas).Pengenalan bentuk publik lebih dipahami pula dalam konteks sasaran organisasi tertentu baik komersial dan nonkomersial dalam hubungan dengan publiknya: publik internal dan publik eksternal.
Pemahaman struktur publik yang lebih menyeluruh adalah dari segi manajemen humas yang mengelola hubungan organisasi dan publik internal maupun publik eksternal, yang meliputi enam unsur.
Pakar humas, Frank Jefkins mengemukakan ada delapan publik utama dari kelompok orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi baik secara internal maupun eksternal. Dikemukakan pula mengapa suatu organisasi harus mengenali publik organisasinya dengan memahami empat alasan penting. Alasan ini membawa konsekuensi dan membebani pelaksana humas bila tidak mengantisipasi ciri publik itu. Peranan opini (sikap publiknya) diutamakan dalam memperoleh dukungan publik tertentu mengenai citra organisasi.
Di pihak lain pengenalan publik erat hubungannya dengan perumusan penelitian proses perencanaan humas suatu organisasi yang meliputi 6 P: people, process, practise, product, plant, dan publication. Bentuk publik dikenal juga melalui penggolongan (klasifikasi) hubungan antara komunikasi dan komunikator antara lain publik sosial, publik fungsional, serta target publik yang dikenal dengan stakeholders dalam lima klasifikasinya.
Baik hubungan secara manusiawi (human relations) maupun dalam keadaan krisis organisasi, termasuk pula media yang digunakan humas meliputi tiga komponen, yaitu manajemen organisasi, publik, dan humas. Sebagai unsur pendukung perlengkapan teknis, yang digunakan adalah buletin internal, papan pengumuman, kunjungan berkala, dan tatap muka. Tidak kurang pentingnya hubungan karyawan (employee relations) di tempat bekerja sehari-hari.
Demikian pula media hubungan dengan pemegang saham untuk menanamkan rasa memiliki perusahaan dan saling menguntungkan dengan pihak manajemen, khususnya manajemen keuangan dan investasi melalui wawancara atau kuesioner, pos atau forum-forum rapat. Media dalam hubungan industrial juga menggunakan forum-forum konsultasi di dalam atau antara bipartit dan tripartit ataupun antara SPSI dan apindo. Demikian pula media-media yang digunakan dalam hubungan publik eksternal yang terdiri dari para pelanggan komunitas tertentu, instansi pemerintah, pers. Hubungan media pers sangat berperan dengan menggunakan unsur-unsur media cetak atau elektronik yang ditunjang oleh kemitraan yang terpadu antara praktisi humas dan wartawan dengan saling menghormati profesi masing-masing.
Penggerakan dan Pengarahan Kegiatan Humas
Fungsi manajemen humas adalah mengelola hubungan organisasi dan publik,
mewujudkan saling pengertian bersama untuk mencapai tujuan
organisasi/perusahaan secara efisien dan efektif. Dengan kata lain menyampaikan
informasi yang objektif mengenai kebijakan pimpinan agar publik dapat memahami
organisasi/perusahaan yang diwakilinya, sekaligus menilai opini/sikap publik
terhadap organisasi/perusahaannya.Fungsi manajemen pengembangan pelaksanaan menggerakkan (actuating) Humas terutama terlibat dalam proses penetapan sasaran dan tujuan organisasi, pembagian pekerjaan organisasinya, dan motivasi, kepemimpinan, koordinasi serta komunikasi. Proses menggerakkan humas tersebut berlandaskan delapan tugas manajemen humas secara fungsional dan operasional serta meliputi tiga bidang peranan manajer dengan enam langkah pengorganisasiannya.
Peranan motivasi ditentukan oleh sejauh mana humas memahami sikap dan perilaku organisasi dan publik mewujudkan kredibilitas, citra, serta sasaran organisasinya secara efisien dan efektif. Di pihak lain ditentukan pula oleh dorongan motivasi penilaian orang luar (publik) terhadap organisasi dan budaya perusahaannya (corporate culture). Pengarahan motivasi sangat dipengaruhi oleh penerapan empat macam pendekatan filsafat manajemen humas.
Sedangkan pengarahan operasionalnya meliputi empat tindakan yang membantu manajemen menggerakkan humas. Pengarahan motivasi dan operasional tersebut berdasarkan pola umum dengan tiga model motivasi: tradisional, hubungan manusiawi, dan sumber daya manusia. Manajemen humas dapat mengalami masalah hubungan yang tidak efektif antara lain disebabkan oleh masalah komunikasi organisasi. Masalah ini dipengaruhi oleh empat faktor saluran/struktur organisasi formal dan oleh empat macam jaringan aliran komunikasi. Oleh karena itu perlu dipahami strategi komunikasi organisasi: komunikasi vertikal, lateral dan diagonal dengan prosedur hubungan dan tindakannya masing-masing.
Ditemukan juga tiga hambatan organisasional dan hambatan antarpribadi. Untuk mengatasi hambatan tersebut diarahkan strategi dan teknik-teknik tertentu meningkatkan efektivitas komunikasi. Salah satu teknik adalah menerapkan sepuluh prinsip humas yang baik, sebagaimana rumusan Asosiasi Manajemen Amerika.
Komunikasi adalah kunci koordinasi yang efektif, oleh karena itu perlu dipahami empat masalah pencapaian komunikasi yang efektif. Upaya pencapaian ini merupakan tugas pemrosesan informasi dengan tiga cara pendekatannya. Pengarahan secara strategis dalam menggerakkan humas tergantung juga kepada faktor kepemimpinan dalam organisasi di samping pengaruh melalui motivasi, komunikasi organisasi, dan koordinasi. Ada tiga pendekatan kepemimpinan yang perlu dipahami. Antara lain adalah yang dikenal dengan teori X dan Y oleh Mc Gregor dan kisi-kisi manajerial oleh Blake dan Mouton.
Persyaratan
Tenaga Humas
Perencanaan mutu dan kemampuan tenaga humas secara mendasar, mengacu pada
tanggung jawab ilmiah dan ilmu-ilmu sosial yang melandasi pengetahuan humas,
dan pada persyaratan tugas dan tanggung jawab manajerial humas dalam mengadakan
rekayasa sosial budaya mencapai dukungan publik. Dengan kata lain persyaratan
dasar selaku manajer organisasi, berlaku bagi tenaga humas di samping
penguasaan teknis bidang ilmu komunikasi dan praktek Humas. Fungsi manajerial
tenaga humas dapat digambarkan oleh struktur jabatan manajemen pada tiap-tiap
organisasi yang berbeda-beda satu dengan yang lain, seperti beberapa contoh
pada organisasi perusahaan, dan sebuah universitas.Pakar Humas Frank Jefkins mensyaratkan empat macam tugas pokok tanggung jawab manajemen seorang manajer humas. Persyaratan tenaga humas berkaitan pula dengan profesi humas. Profesi Humas sebagai pemahaman etika dan etiket yang berhubungan dengan penampilan dalam rangka menciptakan dan membina citra organisasi yang diwakilinya dan selayaknya dipertanggungjawabkan kepada umum melalui kode etik tertentu. Termasuk etiket-etiket formalitas protokoler dan protokol diplomatik yang berlaku secara internasional. Persyaratan tenaga humas dilandaskan pula kepada rumusan prinsip-prinsip Humas yang terdiri dari sepuluh pokok (Doug Newsom dan Alan Scott).
Praktisi humas secara mikro ditentukan oleh kualifikasi kemampuan “generalist” dan lebih ideal lagi jika memiliki kemampuan ahli komunikasi plus. Tetapi kualifikasi yang mendekati standar bagi praktisi humas adalah seorang generalist dari disiplin yang berbeda, seperti ahli hukum, ahli teknik, dan sebagainya.
Selanjutnya terdapat kira-kira 12 syarat kemampuan bagi praktisi humas sebagaimana yang dikemukakan Charles W. Pine. Dari segi keberhasilan fungsi manajemen menggerakkan humas, persyaratan tenaga humas banyak dibantu oleh pengetahuan dan skill di ketiga bidang: teknis, manusia, dan konseptual (George Terry). Pakar humas Frank Jefkins mengemukakan bahwa jenis pekerjaan yang dapat ditangani oleh manajer humas tidaklah seragam antara organisasi satu dengan lainnya. Maka tugas manajer humas banyak ragamnya baik di bidang internal maupun eksternal sebagaimana dikemukakan sejumlah kurang lebih 21 ragam kegiatan manajer humas.
Struktur dan Ciri Media Komunikasi yang Dipergunakan Humas
Media komunikasi yang penting digunakan humas adalah dalam kemitraannya
dengan media pers (cetak atau elektronik). Dengan demikian struktur dan
ciri-ciri pers harus dikuasai oleh para praktisi humas. Perlu pula dipahami
bahwa media cetak yang terdiri dari harian/penerbitan pagi dan sore
masing-masing mempunyai ciri-cirinya tersendiri seperti waktu penerbitan, cara
kerjasamanya dengan redaksi. Oleh karena itu penting dipahami pula sejumlah
pedoman siaran pers (F.P. Seitel), dan prinsip hubungan pers yang baik (Frank
Jefkins).Ciri-ciri media pers lainnya adalah siaran berita (news release) pada media cetak maupun elektronik, kelayakan berita, artikel, foto, yang kesemuanya harus sesuai dengan persyaratan redaksional dan beritanya sampai siap cetaknya. Oleh karena itu pula baik praktisi humas maupun wartawan perlu menghayati dan saling menghormati kode etik pers dan etika profesi masing-masing bahkan peraturan hukum pers.
Di samping siaran pers bentuk dan ciri-ciri lain adalah tiga kegiatan acara temu pers yang diselenggarakan sebagai kelengkapan informasi untuk siaran berita humas. Kadang-kadang dilengkapi pula dengan pelayanan buku petunjuk mengenai features, daftar majalah mingguan daerah, daftar perusahaan. Ada pula tiga bentuk sponsor melalui media elektronik (isu olahraga, pendidikan, pendukung iklan/pemasaran). Di samping itu ciri umumnya melalui berkala intern. Media film dokumenter merupakan bentuk dan ciri media humas yang penting. Tidak kurang pentingnya juga ciri media komunikasi tatap muka langsung dengan publik, kadang-kadang dengan alat bantunya berupa pertunjukkan kesenian rakyat, ceramah, dan beraneka ragam pameran.
Teknik dan cara pemilihan media komunikasi humas adalah yang sesuai dengan publiknya. Kapan publik dicapai, biayanya dan tergantung pula pada empat faktor; cara pendekatan keterampilan petugas humas, anggaran dan kebijaksanaannya.
Tahap pertama, pemilihan media berita adalah persiapan dan penyiaran berita pada media cetak dan elektronik. Bagi kelompok publik kecil dalam suatu organisasi dipilih media komunikasi (jurnal) internal yang berjenis-jenis secara teratur dengan beberapa variasi. Perlu diperhitungkan di sini cakupan pembaca, kuantitas, frekuensi, kebijakan, judulnya, dan proses percetakannya, gaya dan format, langgangan, iklan, serta distribusinya.
Komunikasi tatap muka kadang-kadang dipilih dalam komunikasi ke atas dengan pimpinan manajer dan komunikasi sejajar antara karyawan. Media dan teknik humas hendaknya dibedakan antara media untuk periklanan dan untuk humas. Oleh karena itu Frank Jefkins mengemukakan daftar pilihan media utama bagi kegiatan humas yang meliputi tiga belas jenis dengan bentuk dan cirinya masing-masing.
Media Komunikasi dan Kehumasan
Pengenalan
khalayak, audience atau publik dari pengertian public (dalam bahasa Inggris)
lebih relevan untuk memahami struktur publik karena relevan dengan konteks
public relations (humas). Pengenalan bentuk publik lebih dipahami pula
dalam konteks sasaran organisasi tertentu baik komersial dan nonkomersial dalam
hubungan dengan publiknya: publik internal dan publik eksternal. Pemahaman
struktur publik yang lebih menyeluruh adalah dari segi manajemen humas yang
mengelola hubungan organisasi dan publik internal maupun publik eksternal, yang
meliputi enam unsur.
Pakar
humas, Frank Jefkins mengemukakan ada delapan publik utama dari kelompok orang
yang berkomunikasi dengan suatu organisasi baik secara internal maupun
eksternal. Dikemukakan pula mengapa suatu organisasi harus mengenali publik
organisasinya dengan memahami empat alasan penting. Alasan ini membawa
konsekuensi dan membebani pelaksana humas bila tidak mengantisipasi ciri publik
itu. Peranan opini (sikap publiknya) diutamakan dalam memperoleh dukungan
publik tertentu mengenai citra organisasi.
Di
pihak lain pengenalan publik erat hubungannya dengan perumusan penelitian
proses perencanaan humas suatu organisasi yang meliputi 6 P: people, process,
practise, product, plant, dan publication. Bentuk publik dikenal juga melalui
penggolongan (klasifikasi) hubungan antara komunikasi dan komunikator antara
lain publik sosial, publik fungsional, serta target publik yang dikenal dengan
stakeholders dalam lima klasifikasinya.
Unsur-unsur Media Komunikasi Humas
Unsur-unsur
media komunikasi atau media yang digunakan humas, dipahami dalam konteks
pemilihan media yang sesuai dengan ciri-ciri dan sifat publik yang dikelola
hubungannya oleh suatu organisasi. Jelasnya media komunikasi yang digunakan
adalah yang sesuai dengan ciri publik internal dan publik eksternal dari suatu
organisasi. Publik internal adalah karyawan, pemegang saham, dan hubungan
industrial; sedangkan publik eksternal adalah komunitas sekitar organisasi,
konsumen, pemerintahan, media pers.
Baik
hubungan secara manusiawi (human relations) maupun dalam keadaan krisis
organisasi, termasuk pula media yang digunakan humas meliputi tiga komponen,
yaitu manajemen organisasi, publik, dan humas. Sebagai unsur pendukung
perlengkapan teknis, yang digunakan adalah buletin internal, papan pengumuman,
kunjungan berkala, dan tatap muka. Tidak kurang pentingnya hubungan karyawan
(employee relations) di tempat bekerja sehari-hari.
Demikian
pula media hubungan dengan pemegang saham untuk menanamkan rasa memiliki perusahaan
dan saling menguntungkan dengan pihak manajemen, khususnya manajemen keuangan
dan investasi melalui wawancara atau kuesioner, pos atau forum-forum rapat.
Media dalam hubungan industrial juga menggunakan forum-forum konsultasi di
dalam atau antara bipartit dan tripartit ataupun antara SPSI dan apindo.
Demikian pula media-media yang digunakan dalam hubungan publik eksternal yang
terdiri dari para pelanggan komunitas tertentu, instansi pemerintah, pers.
Hubungan media pers sangat berperan dengan menggunakan unsur-unsur media cetak
atau elektronik yang ditunjang oleh kemitraan yang terpadu antara praktisi
humas dan wartawan dengan saling menghormati profesi masing-masing.
Penggerakan dan Pengarahan Kegiatan Humas
Fungsi
manajemen humas adalah mengelola hubungan organisasi dan publik, mewujudkan
saling pengertian bersama untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan secara
efisien dan efektif. Dengan kata lain menyampaikan informasi yang objektif
mengenai kebijakan pimpinan agar publik dapat memahami organisasi/perusahaan
yang diwakilinya, sekaligus menilai opini/sikap publik terhadap
organisasi/perusahaannya.
Fungsi
manajemen pengembangan pelaksanaan menggerakkan (actuating) Humas terutama
terlibat dalam proses penetapan sasaran dan tujuan organisasi, pembagian
pekerjaan organisasinya, dan motivasi, kepemimpinan, koordinasi serta
komunikasi. Proses menggerakkan humas tersebut berlandaskan delapan tugas
manajemen humas secara fungsional dan operasional serta meliputi tiga bidang
peranan manajer dengan enam langkah pengorganisasiannya. Peranan motivasi
ditentukan oleh sejauh mana humas memahami sikap dan perilaku organisasi dan
publik mewujudkan kredibilitas, citra, serta sasaran organisasinya secara
efisien dan efektif. Di pihak lain ditentukan pula oleh dorongan motivasi
penilaian orang luar (publik) terhadap organisasi dan budaya perusahaannya
(corporate culture). Pengarahan motivasi sangat dipengaruhi oleh penerapan
empat macam pendekatan filsafat manajemen humas.
Sedangkan
pengarahan operasionalnya meliputi empat tindakan yang membantu manajemen
menggerakkan humas. Pengarahan motivasi dan operasional tersebut berdasarkan
pola umum dengan tiga model motivasi: tradisional, hubungan manusiawi, dan
sumber daya manusia. Manajemen humas dapat mengalami masalah hubungan yang
tidak efektif antara lain disebabkan oleh masalah komunikasi organisasi.
Masalah ini dipengaruhi oleh empat faktor saluran/struktur organisasi formal
dan oleh empat macam jaringan aliran komunikasi. Oleh karena itu perlu dipahami
strategi komunikasi organisasi: komunikasi vertikal, lateral dan diagonal
dengan prosedur hubungan dan tindakannya masing-masing.
Komunikasi
adalah kunci koordinasi yang efektif, oleh karena itu perlu dipahami empat
masalah pencapaian komunikasi yang efektif. Upaya pencapaian ini merupakan
tugas pemrosesan informasi dengan tiga cara pendekatannya. Pengarahan secara
strategis dalam menggerakkan humas tergantung juga kepada faktor kepemimpinan
dalam organisasi di samping pengaruh melalui motivasi, komunikasi organisasi, dan
koordinasi. Ada tiga pendekatan kepemimpinan yang perlu dipahami. Antara lain
adalah yang dikenal dengan teori X dan Y oleh Mc Gregor dan kisi-kisi
manajerial oleh Blake dan Mouton.
Persyaratan Tenaga Humas
Perencanaan
mutu dan kemampuan tenaga humas secara mendasar, mengacu pada tanggung jawab
ilmiah dan ilmu-ilmu sosial yang melandasi pengetahuan humas, dan pada
persyaratan tugas dan tanggung jawab manajerial humas dalam mengadakan rekayasa
sosial budaya mencapai dukungan publik. Dengan kata lain persyaratan dasar
selaku manajer organisasi, berlaku bagi tenaga humas di samping penguasaan
teknis bidang ilmu komunikasi dan praktek Humas. Fungsi manajerial tenaga humas
dapat digambarkan oleh struktur jabatan manajemen pada tiap-tiap organisasi
yang berbeda-beda satu dengan yang lain, seperti beberapa contoh pada
organisasi perusahaan, dan sebuah universitas.
Pakar
Humas Frank Jefkins mensyaratkan empat macam tugas pokok tanggung jawab
manajemen seorang manajer humas. Persyaratan tenaga humas berkaitan pula dengan
profesi humas. Profesi Humas sebagai pemahaman etika dan etiket yang
berhubungan dengan penampilan dalam rangka menciptakan dan membina citra
organisasi yang diwakilinya dan selayaknya dipertanggungjawabkan kepada umum
melalui kode etik tertentu. Termasuk etiket-etiket formalitas protokoler dan
protokol diplomatik yang berlaku secara internasional. Persyaratan tenaga humas
dilandaskan pula kepada rumusan prinsip-prinsip Humas yang terdiri dari sepuluh
pokok (Doug Newsom dan Alan Scott).
Praktisi
humas secara mikro ditentukan oleh kualifikasi kemampuan “generalist” dan lebih
ideal lagi jika memiliki kemampuan ahli komunikasi plus. Tetapi kualifikasi
yang mendekati standar bagi praktisi humas adalah seorang generalist dari
disiplin yang berbeda, seperti ahli hukum, ahli teknik, dan sebagainya.
Selanjutnya
terdapat kira-kira 12 syarat kemampuan bagi praktisi humas sebagaimana yang
dikemukakan Charles W. Pine. Dari segi keberhasilan fungsi manajemen
menggerakkan humas, persyaratan tenaga humas banyak dibantu oleh pengetahuan
dan skill di ketiga bidang: teknis, manusia, dan konseptual (George Terry).
Pakar humas Frank Jefkins mengemukakan bahwa jenis pekerjaan yang dapat
ditangani oleh manajer humas tidaklah seragam antara organisasi satu dengan
lainnya. Maka tugas manajer humas banyak ragamnya baik di bidang internal
maupun eksternal sebagaimana dikemukakan sejumlah kurang lebih 21 ragam
kegiatan manajer humas.
Struktur dan Ciri Media Komunikasi yang Dipergunakan
Humas
Media
komunikasi yang penting digunakan humas adalah dalam kemitraannya dengan media
pers (cetak atau elektronik). Dengan demikian struktur dan ciri-ciri pers harus
dikuasai oleh para praktisi humas. Perlu pula dipahami bahwa media cetak yang
terdiri dari harian/penerbitan pagi dan sore masing-masing mempunyai
ciri-cirinya tersendiri seperti waktu penerbitan, cara kerjasamanya dengan
redaksi. Oleh karena itu penting dipahami pula sejumlah pedoman siaran pers
(F.P. Seitel), dan prinsip hubungan pers yang baik (Frank Jefkins).
Ciri-ciri
media pers lainnya adalah siaran berita (news release) pada media cetak maupun
elektronik, kelayakan berita, artikel, foto, yang kesemuanya harus sesuai
dengan persyaratan redaksional dan beritanya sampai siap cetaknya. Oleh karena
itu pula baik praktisi humas maupun wartawan perlu menghayati dan saling
menghormati kode etik pers dan etika profesi masing-masing bahkan peraturan
hukum pers.
Di
samping siaran pers bentuk dan ciri-ciri lain adalah tiga kegiatan acara temu
pers yang diselenggarakan sebagai kelengkapan informasi untuk siaran berita
humas. Kadang-kadang dilengkapi pula dengan pelayanan buku petunjuk mengenai
features, daftar majalah mingguan daerah, daftar perusahaan. Ada pula tiga
bentuk sponsor melalui media elektronik (isu olahraga, pendidikan, pendukung iklan/pemasaran).
Di samping itu ciri umumnya melalui berkala intern. Media film dokumenter
merupakan bentuk dan ciri media humas yang penting. Tidak kurang pentingnya
juga ciri media komunikasi tatap muka langsung dengan publik, kadang-kadang
dengan alat bantunya berupa pertunjukkan kesenian rakyat, ceramah, dan beraneka
ragam pameran
Berdasarkan
pengamatan wajah pemerintah yang paling buruk setelah bangsa ini merdeka adalah
era reformasi. Dimana masyarakat seolah-olah ada disatu pihak dan pemerintah di
pihak lain, yang tercermin dari sikap masyarakat yang memperlakukan pemerintah
yang harus dituntut.
Hal ini karena demikian bebasnya mennyatakan pendapat, dan sangat kurangnya sangat memahami dan saling mendukung disebabkan disebabkan kurang berfungsinya hubungan masyarakat (Humas) sebagai Instansi Pemerintah. Humas (public relation) mempunyai peranan yang sangat strategis untuk mengarahkan partisipasi aktif masyarakat dan aparat pemerintah bagi keberhasilan pembangunan.
Fungsi utama humas ialah menjelaskan tujuan dan kebijakan pemerintah atau instansi kepada masyarakat umum, sehingga mereka mengerti dan berpartisipasi. Secara politik suksesnya pemerintah daerah menyelenggarakan otonomi daerah tidak hanya ditentukan oleh pencapaian program yang telah ditetapkan, tetapi juga ditentukan oleh faktor seberapa jauh masyarakat mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas pemerintah daerah tersebut, atau yang disebut sebagai faktor kekuatan public relation.
Maka betapapun baiknya hasil pelaksanaan sesuatu tugas kalau pendapat umum mengatakan jelek, hasilnya akan tetap dikatakan jelek, demikian sebaliknya. Oleh sebab itu, humas dengan segala fungsi dan peranannya harus dilihat konteks menciptakan dukungan dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, yang merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan mengevaluasi hasil-hasil penyelenggaraan otonomi daerah. Demikian benang merah yang mengemuka (pada Forum Kehumasan Pusat dan Daerah yang dibuka oleh Mendagri, Gamawan Fauzi, baru-baru ini di Jakarta).
Potensi humas pemerintah secara organisasi dapat dilakukan cukup besar dengan adanya lembaga/uni organisasi humas pada setiap kabupaten/kota, provinsi dan instansi pemerintah pusat. Di tingkat kabupaten/kota terdapat 530 lebih organisasi kehumasan, di tingkat provinsi 34 dan di tingkat pusat sebagai Bakohumas 183 organisasi (departemen, lembaga negara dan BUMN), (Sofyan Djalil, 2006).
Apabila dilihat dari aspek kelembagaannya, humas mempunyai potensi yang sangat besar dalam jembatan layanan informasi dari pemerintah ke masyarakat dan sebaliknya. Bila setiap daerah maupun di instansi pusat terdapat lembaga kehumasan pemerintah, maka minimal terdapat lebih dari 700 lembaga humas, yang dapat dimanfaatkan sebagai pusat pengolahan, pendiseminasian, serta layanan informasi.
Hal ini karena demikian bebasnya mennyatakan pendapat, dan sangat kurangnya sangat memahami dan saling mendukung disebabkan disebabkan kurang berfungsinya hubungan masyarakat (Humas) sebagai Instansi Pemerintah. Humas (public relation) mempunyai peranan yang sangat strategis untuk mengarahkan partisipasi aktif masyarakat dan aparat pemerintah bagi keberhasilan pembangunan.
Fungsi utama humas ialah menjelaskan tujuan dan kebijakan pemerintah atau instansi kepada masyarakat umum, sehingga mereka mengerti dan berpartisipasi. Secara politik suksesnya pemerintah daerah menyelenggarakan otonomi daerah tidak hanya ditentukan oleh pencapaian program yang telah ditetapkan, tetapi juga ditentukan oleh faktor seberapa jauh masyarakat mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas pemerintah daerah tersebut, atau yang disebut sebagai faktor kekuatan public relation.
Maka betapapun baiknya hasil pelaksanaan sesuatu tugas kalau pendapat umum mengatakan jelek, hasilnya akan tetap dikatakan jelek, demikian sebaliknya. Oleh sebab itu, humas dengan segala fungsi dan peranannya harus dilihat konteks menciptakan dukungan dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, yang merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan mengevaluasi hasil-hasil penyelenggaraan otonomi daerah. Demikian benang merah yang mengemuka (pada Forum Kehumasan Pusat dan Daerah yang dibuka oleh Mendagri, Gamawan Fauzi, baru-baru ini di Jakarta).
Potensi humas pemerintah secara organisasi dapat dilakukan cukup besar dengan adanya lembaga/uni organisasi humas pada setiap kabupaten/kota, provinsi dan instansi pemerintah pusat. Di tingkat kabupaten/kota terdapat 530 lebih organisasi kehumasan, di tingkat provinsi 34 dan di tingkat pusat sebagai Bakohumas 183 organisasi (departemen, lembaga negara dan BUMN), (Sofyan Djalil, 2006).
Apabila dilihat dari aspek kelembagaannya, humas mempunyai potensi yang sangat besar dalam jembatan layanan informasi dari pemerintah ke masyarakat dan sebaliknya. Bila setiap daerah maupun di instansi pusat terdapat lembaga kehumasan pemerintah, maka minimal terdapat lebih dari 700 lembaga humas, yang dapat dimanfaatkan sebagai pusat pengolahan, pendiseminasian, serta layanan informasi.
Unit kerja humas tersebut dapat didayagunakan sebagai kekuatan aliran informasi dari pemerintah ke masyarakat dan sebaliknya. Suatu potensi besar dalam rangka menyampaikan dan menyebarkan kebijakan (pusat dan daerah), sekaligus sebagai kekuatan untuk merespon dan menetralisir isu-isu atau opini negatif. Sehingga dapat diciptakan pemahaman dan persepsi yang sama antara pemerintah, pemerintah daerah dengan masyarakat atau seluruh stakeholders mengenai kebijakan otonomi daerah, penyelenggaraan pilkada dan sebagainya.
Dengan demikian dapat diminimalisir konflik vertikal maupun horizontal, serta adanya saling memahami dan saling mendukung dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Namun, potensi yang belum cukup besar tersebut hingga sekarang belum benar-benar dapat didayagunakan secara optimal untuk mewujudkan adanya saling memahami dan saling mendukung antara pemerintah daerah dengan masyarakat.
Hal itu tercermin dalam kondisi realitas belakangan ini yang semakin marak dengan sikap ketidakpuasan masyarakat yang diwujudkan dengan unjuk rasa di pusat maupun di daerah, perusakan, pemboikotan, dan sebagainya, terjadinya berbagai bias implementasi otonomi daerah.
Harus Sabar
Dalam pengarahannya pada forum tersebut, Mendagri Gamawan Fauzi menekankan bahwa pejabat humas harus sabar. Dalam kebebasan berpendapat sekarang ini pemerintah selalu disalahkan, lampu merah di persimpangan jalan pun disalahkan. Humas harus memahami hal ini dengan hati dingin. Berbagai sikap dalam masyarakat sangat bebas dalam era demokrasi ini, yang juga kurang memahami tugas dan fungsinya sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk itu humas harus hafal dana memahami Pasal 28 (f) UUD 1945, UU No. 40 Tahun 1999, dan UU No. 14 tahun 2008 Pasal 6 undang-undang tersebut menyangkut kebebasan pers dan keterbukaan informasi, kata Gamawan Fauzi,
Dikatakan, karena humas mempunyai fungsi penggalangan untuk membangun citra, humas harus memberikan pertimbangan kepada kepala daerah di daerah. Sebab, ada perbuatan kecil tapi citranya besar karena dipublikasikan. Dan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap kebijakan pemerintah daerah, perlu pendekatan-pendekatan untuk saling memahami apalagi dalam era otonomi daerah ini. Berbagai kekecewaan masyarakat karena janji-janji dalam pilkada tidak terbatas, tanpa dapat diwujudnyatakan, demikian juga mengenai pemekaran daerah yang banyak membawa masalah karena janji-janji bupati yang tidak terpenuhi.
Apakah pemekaran daerah mensejahterakan rakyat, ternyata lebih hanya untuk kepentingan elit. Sekitar 5,39 daerah otonom sudah dievaluasi. Apa kepala daerah masih perlu dipilih langsung dengan ongkos yang dikeluarkan para calon demikian besar? ?Capek deh,? kata Gamawan Fauzi, didepan para pejabat humas pemerintah daerah dari seluruh Indonesia.
Dalam kaitan mengenai sikap masyarakat yang perlu diyakinkan dengan memahami peraturan-peraturan, Mendagri juga menyinggung seperti sikap beberapa ormas di pusat. Misalnya MUI adalah ormas, sebagai ormas apakah MUI berhak membuat peraturan dengan surat kalah, apa tidak sebaliknya MUI mengajukan untuk dibuat keputusan presiden. Bagaimana jika ormas lain menuntut hal yang serupa? Kata Gamawan Fauzi, yang menekankan agar humas memahami berbagai permasalahan yang sangat kompleks dalam masyarakat dalam menjalankan fungsinya.
Berkaitan dengan fungsi humas yang juga sebagai pembicara dalam forum kehumasan yang diselenggarakan oleh Puspen Kemendagri ini, Gilang Iskandar politisi media massa/Direktur Utama Kreasi Televisi Indonesia, mengemukakan keberhasilan humas juga dipengaruhi oleh media. Media di Indonesia lebih leberal dari di Amerika Serikat.
Pers Indonesia cenderung punya motto ?sekali merdeka, merdeka sekali?. Di Indonesia ada iklan mencari teman berkencan atau teman hidup, sedang di AS hal itu tidak ada. Demikian juga mengenai media tv yang buku sucinya adalah rating, sedang peringkatnya di Indonesia adalah oleh asing. Padahal metode survei kita dalam pemilu dan pilkada sudah hebat,?kata Gilang. Oleh karena itu kesuksesan humas harus seperti pemasangan iklan, yahu target pembaca atau pemirsa.
Humas harus mampu me-manage substansi berita ke arah yang diinginkan dengan mengendalikan isi informasi yang disampaikan kepada media,? kata Gilang Iskandar.
PENDAHULUAN Komunikasi memiliki berbagai macam media sebagai alat untuk
berkomunikasi. baik itu konvensional dan modern. Komunikasi erat kaitannya
dengan bahasa visual , visual bukanhanya benda kosong yang dilihat, namun juga
memiliki makna dan pesan di dalamnya. Pesanvisual lebih mudah menangkap
perhatian dan juga efektif memberi dampak emosi.( Suh,1999, hlm.3)Perkembangan
Dunia fotografi dewasa ini dangan pesat diiringi dengan kemajuanteknologi
dewasa ini, dimulai dari penemuan camera obscura hingga penemuan
fotografidigital, hal ini disebabkan oleh tuntutanjaman yang serba instan,
praktis dan
ekonomis. Pembuatankarya visual menggunakan
pengolahan data digital yang lebih mudah dan praktis sepertidalam pembuatan
desain dan fotografi.
Fotografi mempunyai peranan penting
untuk merekamsebuah peristiwa dan juga sebagai ekspresi dari seseorang.
Bagaimana pun, fotografi adalah bagian penting dari kebudayaan manusia.
Fotografi merekam berbagai
tindakan dan interaksi manusia. Terdapat banyak fungsidan
genre
dari fotografi. Terdapat dua macam
genre dari fotografi yaitu
documentary danart
.( erawati, 2012, hasil wawancara
tanggal 12 desember 2012)
1
Salah satu genre adalah foto
landscape
atau foto pemandangan. Foto
landscape
dapatsebagai dokumentasi sebuah
peristiwa alam dan juga dapat sebagai sebuah karya seni. Foto
landscape
berkembang pesat di Indonesia karena
di Negara ini terdapat banyak sekalai berbagai keindahan alamnya. Dalam
membuat foto
landscape
tidak hanya dibutuhkan
teknik memotret dan berangkat kesesuatu tempat yang bagus tetapi juga
dibutuhkan konsep yangmatang untuk memperkuat pesan dan memperindah
gambar.Selama ini, Foto
landscape
dikenal sebagai foto yang merekam
keindahan dari alam.Sebenarnya foto
Landscape
juga merekam tentang nilai
kemanusiaan di dalamnya sepertikondisi yang kumuh di suatu area. Foto
landscape
yang menceritakan tentang
kekumuhantidak harus kumuh, foto tersebut diusahakan tetap menarik perhatian
untuk dilihat olehmasyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan pemahaman dan metode
yang matang untuk membuat foto
landscape
.Kebaikan dari estetika setiap
representasi dari
Landscape
juga merekam
nilai-nilaikemanusiaan dan tindakan dikenakan pada alam dari waktu ke waktu.
Apa yangdiperjuangkan fotografer
landscape
dalam membangun representasi
tersebut? Salah satunya
1
Eny Erawati adalah kurator foto yang
terdaftar di dewan kesenian Jakarta. Lulusan dari
Art Photography
Intitute Kesenian Jakarta.